Keputusan konsumen untuk
membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat yang penting
bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran
telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik
direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi
terhadap dua pilihan alternative atau lebih.
Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa
menyediakan pilihan bagi konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun
pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang tepat, strategi tersebut dapat
meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Terdapat tiga tingkat pengambilan keputusan
konsumen spesifik, yaitu:
1. Pemecahan masalah yang luas, konsumen
membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian kriteria yang
berguna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai
setiap merek yang akan dipertimbangkan.
2. Pemecahan masalah yang terbatas, konsumen tetal
menetapkan criteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek
dalam kategori tersebut.
3. Perilaku sebagai respon yang rutin, konsumen
telah memepunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian
kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang
mereka pertimbangkan.
MODEL KEPUTUSAN: EMPAT PANDANGAN MENGENAI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen
bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia.
Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
1. Pandangan ekonomi, konsumen sering dianggap
sebagai pengambil keputusan yang rasional.
2. Pandangan pasif, menggambarkan konsumen sebagai
orang yang pada dasarnya tunduk pada kepentingan melayani diri dan usaha
promosi para pemasar. Para konsumen dianggap sebagai pembeli yang menurutkan
kata hati dan irasional.
3. Pandangan kognitif, menggambarkan konsumen
berada diantara pandangan ekonomi dan pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak
(atau tidak dapat) memperoleh pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif
produk yang tersedia dan karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang
sempurna, namun secara aktif mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan
yang memuaskan.
4. Pandangan emosional, mengambil keputusan yang
emosional atau impulsive (menurutkan desakan hati).
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Model dalam pengambilan keputusan mempunyai tiga
komponen utama yaitu:
1. Masukan (input), komponen ini mempunyai berbagai pengaruh luar
yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi
nilai-nilai, sikap dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang
utama dalam faktor masukan ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh
sosiobudaya di luar pemasaran.
2. Proses, komponen ini berhubungan dengan cara konsumen mengambil
keputusan. Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap,
yaitu: (a) Pengenalan kebutuhan, (b) Penelitian sebelum pembelian, dan (c) Penilaian
berbagai alternatif. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pencarian informasi
sebelum pembelian, yaitu: (a) Faktor-faktor produk (lamanya waktu antar
pembelian, perubahan model produk, perubahan harga, jumlah pembelian, harga
yang tinggi, merk alternatif yang banyak, berbagai macam keistimewaan), (b)
Faktor situasi (pengalaman, dapat diterima secara sosial, pertimbangan yang
berhubungan dengan nilai), dan (c) Faktor produk (karakteristik demografis
konsumen, kepribadian). Berbagai isu dalam mengevaluasi alternative, yaitu:
(a) Rangkaian merek yang diminati, mengacu pada merk-merk khusus
yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian dalam kategori produk
tertentu, (b) Kriteria yang Dipakai untuk Mengevaluasi Merek,
merupakan rangkaian merk yang mereka minati biasanya dinyatakan dari sudut
sifat-sifat produk yang penting, (c)Consumer Desicion Rules, merupakan
prosedur yang digunakan oleh konsumen untuk memudahkan pemilihan merk,
(d) Gaya Hidup sebagai Suatu Strategi Pengambilan Keputusan Konsumen,
berpengaruh pada berbagai perilaku khusus konsumen sehari-hari. (e) Incomplete
Information and Noncomparable Alternatives, dalam berbagai situasi pilihan
para konsumen menghadapi informasi yang tidak lengkap sebagaid asar keputusan
dan harus menggunakan berbagai strategi alternative untuk mengatasi unsur-unsur
yang hilang, (e) Series of Decisions (Serangkaian Keputusan), dalam
suatu pembelian dapat mencakup sejumlah keputusan. (f) Aturan
Pengambilan Keputusan dan Strategi Pemasaran, pengertian mengenai kaidah
keputusan mana yang akan digunakan konsumen dalam memilih produk atau jasa
tertentu sangat berguna bagi pemasar yang berkepentingan untuk merumuskan
program promosi, (g) Visi Konsumsi, sebagai gambaran pengambilan
keputusan yang tidak ortodoks, tetapi mungkin sekali akurat dalam situasi
kurangnya pengalaman konsumen dan tidak terstrukturnya maslah dengan baik,
maupun dalam situasi yang diliputi emosi yang dalam.
3. Keluaran (output), komponen ini menyangkut dua kegiatan pasca
pembelian yang berhubungan erat: perilaku pembelian dan penilaian pasca
pembelian. Tujuan dari dua kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan
konsumen terhadap pembeliannya.
PERILAKU KONSUMEN UNTUK MEMBERI HADIAH
Perilaku memberi hadiah didefinisikan sebagai
proses pertukaran hadiah yang terjadi antara pemberi dan penerima. Proses
pertukaran hadiah merupakan bagian perilaku konsumen yang penting. Terdapat
lima jenis pemberian hadiah dan penerimaan hadiah, yaitu:
1. Pemberian hadiah antar kelompok (sebuah kelompok
memberikan hadiah kepada kelompok lain),
2. Pemberian hadiah antar kategori (seorang
individu memberikan hadiah kepada sebuah kelompok atau sebuah kelompok
memberikan hadiah kepada seorang individu),
3. Pemberian hadiah di dalam kelompok (sebuah
kelompok memberikan hadiah kepada dirinya sendiri atau kepad para anggotanya),
4. Pemberian hadiah antar perorangan (seorang
individu memberikan hadiah kepada individu lain), dan
5. Pemberian hadian pada diri sendiri (hadiah untuk
diri sendiri).
HAL-HAL DI LUAR
KEPUTUSAN: MENGKONSUMSI DAN MEMILIKI
Perilaku konsumen tidak hanya mengambil
keputusan pembelian atau perbuatan membeli, ia juga mencakup berbagai
pengalaman yang dihubungkan dengan pemakaian atau konsumsi berbagai produk dan
jasa. Pengalaman memakai produk dan jasa maupun perasaan senang yang
berasaldari memiliki, mengumpulkan atau mengkonsumsi barang-barang dan berbagai
pengalaman menyumbang kepada kepuasan konsumen dan kualitas hidup secara
keseluruhan.
Pemasaran berdasarkan hubungan menjadi demikian
penting karena konsumen sekarang ini kurang setia dibandingkan masa lalu, hal
ini disebabkan enam kekuatan utama: berlimpahnya pilihan, tersedianya
informasi, perasaan berhak, pengkomoditian, ketidakkokohan (masalah keuangan
konsumen menurunkan kesetiaan) dan kekurangan waktu (tidak cukup waktu untuk
setia).
Pemasaran berdasarkan hubungan mempengaruhi
keputusan konsumen dan kepuasan konsumsi mereka. Pemasaran berdasarkan hubungan
adalah hal-hal yang berhubungan dengan membangun kepercayaan dan memegang janji
yang dibuat oleh para konsumen. Dalam hal ini digunakan untuk mengembangkan
ikatan jangka panjang dengan para pelanggan dengan membuat mereka merasa
istimewa dan memberikan berbagai pelayanan khusus kepada mereka.
Referensi:
Schiffman, L.G., &
Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson Prentice
Hall.Sumber:
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/12/pengambilan-keputusan-konsumen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar