Senin, 05 November 2012

Tulisan Manusia dan Kebudayaan

TULISAN

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Manusia adalah mahluk yang kompleks. Manusia merupakan perwujudan dari penciptanya. Secara teori, manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait yaitu jasad, hayat, roh, dan nafs. Sedangkan kalau dilihat dari sisi kepribadian manusia tediri dari id, ego dan super ego.
Di dalam diri manusia terdiri dari dua bagian yaitu tubuh dan jiwa. Kedua hal tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Tubuh jika sudah mati akan rusak (kembali menjadi tanah). Bagian tubuh ini dapat diraba, dan dilihat. Sedangkan bagian lain yang juga memiliki peran yang sama dalam menyusun diri seseorang adalah jiwa. Bagian jiwa ini bersifat abstrak dan hanya dapat dirasakan melalui tingkah laku atau sikap yang dilakukan oleh tubuh. Bagian jiwa ini bersifat kekal (abadi). Jiwa akan tetap ada walaupun tubuh sudah rusak.
Manusia merupakan mahluk Tuhan yang paling sempurna. Dengan dibekali akal, rasa dan karsa manusia dapat berbuat kebaikan juga berbuat kejahatan. Dengan akalnya manusia dapat menciptakan/ membangun sesuatu yang dapat berguna bagi manusia pada umumnya. Dengan rasa manusia dapat membangun/ menciptakan seni dengan rasa yang sangat tinggi. Dengan akal dan rasanya juga manusia dapat menghancurkan dan membuat nilai – nilai dari satu benda atau kemanusiaan menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari adanya peperangan.
Hal ini juga dapat kita lihat melalui profil bangsa Indonesia saat ini. Jurang pemisah antara yang miskin dan kaya makin dalam dan lebar. Seakan – akan semakin sulit untuk sang miskin memperoleh cara untuk melewati kemiskinan tersebut. Apakah ini kebudayaan Indonesia?
Sewaktu, saya kecil dulu sering sekali mendengar tentang kehebatan bangsa Indonesia. Bagiamana para pahlawan dengan sikap patriotik dapat menentang dan mengusir penjajah dari muka bumi Indonesia hingga saatnya dapat memperoleh kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sikap negarawan dan patriotik para pahlawan revolusi dalam mempertahankan Pancasila sebagai ideologi yang tidak tergantikan oleh ideologi manapun. kekaguman itu pun sirna ketika saya harus melihat adanya dua kebudayaan yang sangat bertolak belakang.
Kebudayaan pertama yaitu kebudayaan yang dimiliki oleh orang – orang besar. Kebudayaan ini lebih kepada material, organisasi modern, pengetahuan yang tinggi, mata pencaharian kantoran, system ekonomi yang sudah tertata rapi, menggunakan berbagai peralatan hidup yang serba mewah dan praktis, memiliki bahasa dengan dialek Indonesia dan luar negeri, dan memiliki kesenian yang umum (globalisasi). Sedangkan kebudayaan yang kedua adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat miskin dengan system religi kepada Tuhan yang maha kuasa, organisasi masih belum teratur, pengetahuan yang rendah, memiliki mata pencaharian bertani atau pemulung, system ekonomi yang masih rendah, menggunakan peralatan yang dibuat sendiri, menggunakan bahasa daerah masing – masing dan masih memegang teguh keseniaan daerahnya.
Adanya perbedaan yang sangat ekstrim ini dapat memicu adanya tindakan – tindakan dari kebudayaan bawah untuk mencapai kebudayaan tingkat atas. Tindakan – tindakan tersebut diantaranya adalah meningkatnya pengangguran di perkotaan, meningkatnya angka kriminalitas di perkotaan terutama kejahatan – kejahatan kekerasan, meningkatnya korupsi, dan sebagainya. Korupsi akan meningkatkan oleh orang – orang (pejabat) untuk mempertahankan gaya hidup kebudayaan masyarakat perkotaan agar tetap berada dalam lingkaran tersebut. Ketika cara – cara yang benar itu seakan – akan tertutup maka seseorang akan melakukan cara – cara yang tidak benar walaupun hal tersebut melanggar hokum. Sehingga secara tidak langsung korupsi menjadi kebudayaan (gaya hidup).
Yang paling berperan dalam mengontrol sinergitas antara kebudayaan masyarakat modern dan masyarakat miskin tersebut adalah pemerintah dan lembaga – lembaga kontrol sosial masyarakat (Toga, tomas dan kepala desa). Pemerintah harus dapat menciptakan peluang yang banyak untuk masyarakat miskin dapat memperoleh penghiupan yang layak seperti masyarakat perkotaan contohnya adalah pemerataan pembangunan dunia usaha. Kontrol sosial msyarakat harus mampu memberikan panduan – panduan, pengertian – pengertian hokum atau penjelasan – penjelasan terhadap masalah – masalah yang dialami oleh masyarakat miskin. Selain itu lembaga kontrol sosial ini juga memiliki fungsi untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam peningkatan kemampuan dan pengembangan diri masyarakat miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar